Lima Daerah Terendam Banjir
Minggu, 04 Desember 2011 18:40 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim hujan belum mencapai puncaknya tetapi bencana banjir telah terjadi di beberapa tempat. Setelah Nias Selatan mengalami banjir dan tanah longsor pada hari Rabu, (30/11), tercatat di hari Sabtu (3/12), 5 kabupaten/kota yang mengalami banjir.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pada hari Sabtu (3/12) banjir terjadi di Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Beberapa tempat di Kalimantan juga banjir.
Menurut laporan BPBD Sulawesi Tenggara, Di Desa Bela Papu, Kec Kulawi, Kab Sigi pada hari Sabtu sore terjadi banjir bandang yang diakibatkan luapan lima sungai. Lima sungai tersebut antara lain Sungai Magila, Pangale, Rarono, Tamorae dan Oo.
''Banjir bandang hanya berlangsung 30 menit dari pukul 15.00-15.30 Wita kemudian surut,'' ujar Sutopo kepada Republika, Ahad (14/12). Namun dampak dari banjir tersebut, 4 orang hilang, 240 Kepala Keluarga (400 jiwa) dievakuasi ke tempat yang aman. Selain itu 100 rumah mengalami rusak berat, 75 rumah rusak ringan, dan dua jembatan putus.
Sementara itu di tempat berbeda, di Jawa Tengah banjir terjadi di tiga kabupaten, yaitu Pati, Kudus, dan Magelang. Banjir di Kecamatan Sukolilo, kab Pati terjadi di 10 desa. Tercatat 2 orang meninggal yaitu 1 orang warga desa Wegil yang bernama Jarmi (65 th) dan 1 orang warga desa Prawoto bernama Rebo (65 th).
Selain itu bangunan yang mengalami kerusakan antara lain 59 rumah roboh, 54 rusak berat, 16 jembatan ambrol dan estimasi warga yang terkena dmpak banjir sebanyak 2.000 KK.
Di Magelang semua sungai yang mengarah ke arah barat dari Merapi terjadi banjir lahar dingin. Tetapi tidak menimbulkan korban. Selain itu Di Jember, banjir terjadi di Kecamatan Rambipuji namun berdasarkan laporan Pemda setempat tidak ada korban jiwa. ''Hanya ratusan rumah terendam banjir,'' tutur dia.
Redaktur: Stevy Maradona
Reporter: Ichsan Emrald
KOMPAS.com- Hujan deras yang turun hampir semalam suntuk membuat warga di Afdeling Kahindran, Desa Pakis, Kecamatan Panti, Jember, Jawa Timur, Minggu (4/12/2011), berjaga-jaga, dan bahkan sudah ada yang mulai meninggalkan rumahnya. Mereka berusaha mengungsi karena rumah tinggalnya dekat sungai yang rawan banjir dan tanah longsor. "Sebagian warga sudah ada yang mengungsi ke atas, lainnya masih tetap bertahan di rumahnya. Setelah ditunggu sampai subuh, ternyata air kali tidak sampai masuk rumah," kata Satuman, warga di Afdeling Kahindran Dusun Cempaka, Desa Pakis, Kecamatan Panti, Jember, Minggu (4/12/2011) siang ini. Ada 46 kepala keluarga yang tinggal di Afedeling Kahindran dan rumahnya berada di lembah dekat sungai. Dari 46 KK pekerja kebun milik Perusahaan Daerah Perkebunan, 8 KK sudah direlokasi ke tempat lebih aman pada ketinggian sekitar 10 meter dari sebelumnya. Hujan yang turun sejak tengah malam sampai subuh tadi memang membuat masyarakat di Dusun Cempaka was-was. "Saya segera menelpon ketua RT 3 RW 5 Pak Wildan supaya mengecek ketinggian air di dam dekat rumahnya, ternyata kenaikannya masih dalam batas aman," kata Sutrisno, Kepala Dusun Cempaka. Walau demikian, hujan semalaman membuat ratusan rumah yang berada wilayah empat kecamatan lain tergenang, sehingga membuat warga kelabakan. Empat kecamatan itu meliputi Kecamatan Kaliwates (Kelurahan Mangli), Kecamatan Rambipuji (Desa Rambigundam), Kecamatan Sukorambi (Desa Jubung), dan Kecamatan Panti (Desa Glagahwero). Curah hujan yang turun semalam, kata Sutrisno, mencapai ketinggian sekitar 150,7 mm, sehingga membuat saluran air dan sungai yang melintas di perkampungan di desa tersebut meluap. Genangan air hingga membuat jalan protokol sekitar Terminal induk Tawang Alun Jember macet tota l. "Kami terpaksa tidak bisa keluar ke mana-mana karena air sejak pukul 5.00 masuk ke dalam rumah hingga sebatassd lutut," kata Sunarto, warga Desa Rambigundam.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar